Pages

Sakaki : Pohon Suci Agama Shinto di Jepang

Pohon Sasaki

Pohon Sasaki


Di agama Shinto di Jepang, alam merupakan sesuatu yang disucikan. Untuk dapat berhubungan dengan alam artinya dapat berdekatan dengan Tuhan. Objek alam dipuja sebagai roh suci (disebut kami). Terutama pohon Sakaki atau memiliki bahasa latin Cleyera japonica ini.


Pohon sakaki adalah pohon rimbun dengan daun hijau yang ditemukan di dalam mitologi, literatur dan ritual sakral di Jepang. Saat musim semi, pohon Sakaki mengeluarkan wewangian dengan bunga putih yang berguguran diikuti dengan munculnya buah berbentuk kecil merah tua. Pohon ini tumbuh di bagian bersuhu hangat di Jepang, Korea maupun Cina.


Kojiki (kitab kuno) adalah catatan yang sangat bernilai bagi agama Shinto dan diperkirakan berasal dari abad ke-8. Berdasarkan tulisan dan referensi lain dari mitologi Jepang, pohon Sakaki memiliki peran yang signifikan di kisah penciptaan Jepang. Pada jaman dahulu hidup pasangan suci bernama Izanagi dan Isanami yang membuat pulau Jepang dan anak-anak mereka menjadi dewa-dewa di berbagai klan orang Jepang.


Anak perempuan mereka, Amaterasu (Dewi yang bersinar nan agung) lahir dari mata kiri sang ayah yang akhirnya menjadi Dewi Matahari. Dari dewi inilah para keluarga kekaisaran Jepang mengakui mereka berasal. Saudara laki-lakinya Susanoo, dewa badai di beri tugas untuk memimpin lautan, namun sebelum pergi Susanoo menghancurkan sawah-sawah dan menyebabkan tempat tinggal Amaterasu porak poranda. Karena merasa kesal dan marah, Amaterasu akhirnya pergi ke suatu goa dan menutup diri. Hal ini menyebabkan dunia menjadi gelap gulita.


Pohon Sasaki

Pohon Sasaki


Untuk memancing Amaterasu keluar dari persembunyiannya, para dewa akhirnya membawa pohon Sakaki bercabang 500 dari Gunung Kaga di surga untuk diletakkan di depan pintu goa yang ditinggali Amaterasu. Di bagian atas cabang pohon Sakaki dipasang 500 permata, dibagian tengah diletakkan cermin dengan tinggi delapan kaki dan di bagian bawah pohon di letakkan berbagai persembahan. Para dewa kemudian membuat kegaduhan dan bersenang-senang di luar goa. Amaterasu merasa penasaran mengapa para dewa masih bisa bersuka cita padahal dunia sedang gelap gulita.


Dari luar para dewa mengatakan bahwa di sana terdapat dewi yang lebih bersinar dari diri Amaterasu. Merasa sangat penasaran dengan pesaingnya Amaterasupun keluar dan melihat pantulan dirinya dari cermin yang terpasang di pohon sakaki. Sebelum menyadari dirinya dijebak, para dewa melempar shimenawa atau tali suci dari jerami sebelum pintu goa tertutup. Akhirnya dunia pun kembali terang dan kehidupan terus berlanjut.


Amaterasu dipuja di Kuil Besae Ise yang merupakan kuil utama di Jepang. Dewi ini dimanifestasikan dalam cermin yang merupakan salah satu dari tiga harta kekaisaran Jepang. Sakaki sendiri di letakkan di shinno-mihashira atau tempat pusat suci yang bertempat di atas dan dikelilingi oleh bangunan kuil yang terbuat dari kayu. or sacred central place, above and around which the wooden shrine is built. Biasanya pohon sakaki dipasangi cermin-cermin di kuil Shinto lainnya.


Pohon sakaki kerap kali dijadikan kiasan dalam berbagai literatur dan karya-karya seni di Jepang. Sakaki juga disebut dalam penggalan tulisan kuno keagamaan yang menyebutkan bahwa pohon ini mewakili kesetiaan dan kestabilan selain itu juga mengekspresikan keberadaan yang abadi dan kekuatan dewi di kuil tersebut.


Berbagai upacara keagaaman Shinto menggunakan pohon Sakaki dalam ritualnya. Dalam upacara pita suci yang disebut gohei, menggantung tali jerami suci atau ranting dari pohon suci sakaki digunakan untuk memanggil keberadaan roh suci. Gohei juga dikenal dengan sebutan Oho-nusa atau persembahan suci dan tetap digunakan dalam berbagai upacara keagamaan penting di Jepang.


Oho-nusa memakai dua tongkat yang dikaitkan berdampingan dan disambung dengan jerami dan beberapa potongan kertas. Satu tongkat tersebut dibuat dari kayu pohon sakaki dan yang lainnya dari bambu. Selain itu, simbol pemujaan di wilayah Izumo yang melibatkan daun sakaki diikatkan di atas spanduk-spanduk doa yang disebut nobori. Di kuil Izumo terdapat banyak nobori yang menghiasi wilayah kuil dengan warnanya yang putih.




Berita Lainnya :

| Berita Unik Terbaru eDetik.com |
| Berita Unik Terupdate Beritaunik.info |
| Tips Motivasi Indotips.info |
| LowKer TerKini Indokarir.info |

Read more

VAN DER SAR meninggal gan abis final champion tadi mlm

VAN DER SAR meninggal gan abis final champion tadi mlm
http://www.beritaunik.info/wp-content/uploads/2011/05/a45483f2van-der-sar.jpg

http://www.beritaunik.info/wp-content/uploads/2011/05/8d1d2ce8n-der-sar-1.jpg

http://www.beritaunik.info/wp-content/uploads/2011/05/79c88d1car_1291886c.jpg
akhirnya EDWIN VAN DER SAR telah meninggal-kan dunia sepak bola alias pensiun gan. karena demi memberi perhatian lebih kepada keluarga, terutama istrinya.
semoga ada kiper yang lebih baik yang bisa menggantikan EDWIN VAN DER SAR di MU ya gan
http://www.beritaunik.info/wp-content/uploads/2011/05/47cbe242lq9K6VwD3Wl.jpg

jangan ngira EDWIN VAN DER SAR meninggal beneran ya gan


hehehehe maksudnya menningal --- kan lapanagan dan pensiun dehh


sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8839116




Berita Lainnya :

| Berita Unik Terbaru eDetik.com |
| Berita Unik Terupdate Beritaunik.info |
| Tips Motivasi Indotips.info |
| LowKer TerKini Indokarir.info |

Read more

Arti Simbol Swastika Yang Terdistorsi Nazi

Swastika adalah komponen dalam simbol kuat yang menjadi lambang partai Nazi yang pada saat itu secara semena-mena menghabisi jutaan nyawa tak berdosa, namun kenyataannya simbol tersebut memiliki arti postif dan sudah muncul berabad-abad sebelum Nazi memakainya.Bagaimana sejarah simbol swastika itu sendiri? Apa lambang ini mewakili kebaikan atau kejahatan?


Simbol Tertua Yang Pernah Dikenal


Swastika di berbagai negara dan bangsa

Swastika di berbagai negara dan bangsa


Swastika merupakan simbol kuno yang telah digunakan selama 300 tahun, bahkan simbol ini lebih tua dari simbol yang digunakan di Mesir, Ankh. Artefak-artefak seperti keramik dan koin kuno dari troy menunjukkan simbol ini sudah dikenal sebelum 1000 tahun masehi. Seiring berjalannya waktu, simbol swastika diadaptasi diberbagai belahan dunia seperti di China disebut wan, di Inggris disebut flfyot, di Jerman disebut hakenkruz, di Yunani di sebut tetroskelion dan gammadion dan di India disebut swastika.


Arti Sebenarnya


Simbol Swastika dengan Arti Positif

Simbol Swastika dengan Arti Positif


Asal kata “swastika” berasal dari bahasa Sansekrta “svastika”. Dari penggalan-pengalan hurufnya “su” artinya baik, “asti” artinya menjadi dan “ka” artinya akhiran. Sebelum Nazi menggunakan simbol ini, swastika digunakan untuk mewakili kehidupan, matahari, kekuatan dan nasib baik. Bahkan di awal abad ke-20, swastika masih memiliki arti yang positif. Contohnya, lambang ini digambarkan di kartu pos, koin dan gedung. Malah pada saat Perang Dunia I, swastika dipakai di jahitan punggung Divisi Amerika ke-45 dan Angkatan Udara Florida sampai Perang Dunia II.


Swastika Masuk ke Jerman


Pada tahun 1800an, negara-negara di sekitar Jerman berkembang pesat dan membentuk kerajaan-kerajaan jauh sebelum Jerman akhirnya membentuk negara utuh di tahun 1871. Untuk menampik anggapan sebagai negara baru dan mudah diserang, para nasionalis Jerman di pertengahan abad ke-19 memakai simbol swastika karena Jerman memiliki hubungan silsilah dengan bangsa Arya yang diprediksi berasal dari kawasan Jerman. Saat awal abad ke-20, swastika menjadi simbol yang biasa digunakan nasionalis Jerman dan dapat ditemukan diberbagai tempat sebagai simbol emblem seperti di Wandevogel (Gerakan Pemuda Jerman), Unit Freikorps dan simbole emblem perkumpulan Thule.


Hitler dan Nazi


Bendera Nazi

Bendera Nazi


Pada tahun 1920, Adolf Hitler memutuskan Partai Nazi membutuhkan simbol dan bendera sendiri. Bagi Hitler, bendera merupakan simbol bagi perjuangan mereka. Tanggal 7 Agustus 1920 saat Kongres Salzburg, bendera dengan lambang swastika menjadi simbol resmi Partai Nazi. Hitler mendeskripsikann arti dari bendera tersebut, arti warna merah merupakan ide-ide sosialis disetiap pergerakan, warna putih melambangkan ide nasionalis, sedangkan lambang swastika dipakai untuk mewakili misi perjuangan atas kemenangan bangsa Arya dalam hal ini diidentikkan dengan kemenangan ideologi kreatif yang mereka kerjakan. Karena Partai Nazi melakukan praktek-praktek kekerasan dan melakukan berbagai macam pembunuhan, simbol swastika yang menjadi lambang partai inipun jadi ternoda. Arti simbol ini kemudian terdistorsi dari yang tadinya berkonotasi positif menjadi negatif. Setiap melihat bendera dengan lambang swastika, orang-orang selalu mengidentikkan dengan Nazi dan menganggap simbol ini adalah simbol kebencian, kekerasan, kematian dan pembunuhan.


Bagaimana Arti Simbol Swastika Sekarang?


Pada waktu lampau, arah dari swastika menyebabkan simbol ini memiliki arti yang berbeda. Arah swastika yang searah jarum jam memiliki arti kesehatan dan kehidupan, sedangkan swastika yang berlawanan arah jarum jam berarti nasib buruk atau ketidakberuntungan. Namun sejak Nazi menggunakan simbol swastika yang searah jarum jam maka orang mengubah pengertian sebelumnya menjadi sebaliknya.


Swastika dan Agama Hindu

Swastika dan Agama Hindu dan Budha


Saat ini, arti dari swastika masih menjadi polemik yang tak berujung ditengah masyarakat dunia. Bagaimana bisa satu simbol memiliki dua arti yang saling bertolak belakang? Namun hal ini membuat sebagian kalangan yang menggunakannya sebagai simbol keagamaan menjadi terkena imbasnya. Di Agama Hindu dan Budha lambang swastika merupakan simbol suci yang biasa digunakan untuk melambangkan kehidupan dan keberuntungan. Orang-orang yang tidak mengetahui arti asli dari swastika terkadang sangat skeptis dengan simbol ini. Padahal sebenarnya Nazi-lah yang mengambil keuntungan dari simbol swastika dan menggunakannya dalam praktek-praktek yang tidak berperikemanusiaan.




Berita Lainnya :

| Berita Unik Terbaru eDetik.com |
| Berita Unik Terupdate Beritaunik.info |
| Tips Motivasi Indotips.info |
| LowKer TerKini Indokarir.info |

Read more

Rangkaian Tahap-tahap Penyelenggaraan Upacara Sekaten

Upacara Sekaten

Upacara Sekaten


Kata sekaten bagi setiap orang mungkin akan terlintas dalam pikirannya adalah sebuah pasar malam yang diselenggarakan selama kurang lebih 40 hari lamanya, hiburan, dan berbagai macam jajanan atau mainan yang akan tersajikan di sekaten.


Pada dasarnya sekaten adalah suatu tradisi yang telah ada sejak jaman Kerajaan Demak yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh Kraton Yogyakarta dan Surakarta. Upacara Sekaten sesungguhnya adalah upacara ritual yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyakarta setiap tahun sekali pada saat menjelang peringatan Mulud Nabi Muhammad s.a.w. dengan tujuan sebenarnya adalah untuk sarana penyebaran agama islam pada waktu dahulu.


Banyak pula beberapa pendapat tentang arti nama sekaten: ada yang berpendapat bahwa nama sekaten adalah berasal dari kata sekati (nama dua buah perangkat gamelan pusaka Kraton Yogyakarta), adapula yang berpendapat sekaten berasal dari kata suka dan ati yang artinya suka hati atau senang hati (terbukti dari ramai riuhnya suasana perayaan dan pasar malam di alun-alun), kemudian ada yang berpendapat bahwa sekaten berasal dari kata syahadatain (dua kalimat syahadat). Jadi mungkin pikiran-pikiran yang terlintas itu kesemuanya tidak ada yang salah.


Dalam prakteknya, pada pelaksanaan upacara sekaten terdapat beberapa tata cara ritual dalam proses penyelenggaraannya yang terdiri dari beberapa tahapan:


1. Tahap Persiapan


Terdapat dua jenis persiapan dalam pelaksanaanya, yaitu persiapan secara fisik dan persiapan non fisik. Dalam persiapan fisik adalah benda-benda dan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses penyelenggaraan upacara tersebut: Gamelan Sekaten (gamelan khusus yang dibunyikan pada saat penyelenggaraan upacara Sekaten), Perbendaharaan lagu-lagu atau gending-gending Sekaten (‘Rambu’ pathet lima, ‘Rangkung’ pathet lima, ‘Lunggadhung’ pelog pathet lima, ‘Atur-atur’ pathet lima, ‘Jaumi’ pathet lima, ‘Atur-atur’ pathet nêm, ‘Salatun’ pathet nêm, ‘Dhindhang Sabinah’ pathet nêm, ‘Muru putih’ ‘Orang-aring’ pathet nêm, ‘Ngajatun’ pathet nêm, ‘Bayem Tur’ pathet nêm, ‘Supiatun’ pathet barang, ‘Srundheng Gosong’ pelog pathet barang, Beberapa kepingan uang logam (untuk disebarkan dalam upacara udhik-udhik), Naskah riwayat Mulud Nabi Muhammad s.a.w. , Sejumlah bunga kanthil (cempaka), Busana seragam yang masih baru dan sejumlah samir yang khusus (dikenakan oleh para niyaga atau penabuh gamelan selama menabuh gamelan Sekaten dalam upacara Sekaten), Atribut dan perlengkapan prajurit Kraton. Sedangkan dalam persiapan non fisiknya adalah berupa sikap dan perbuatan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan upacara Sekaten, yaitu persiapan diri terutama mempersiapakan mental, penyucian diri (berpuasa dan siram jamas atau mandi keramas).


2. Tahap Gamelan Sekaten Mulai Dibunyikan



Dalam tahap ini, proses gamelan sekaten mulai dibunyikan di dalam Kraton yaitu pada malam tanggal 6 Mulud di Bangsal Ponconiti (pada zaman dahulu gamelan dibunyikan di Bangsal Srimanganti dan di Bangsal Trajumas) mulai pukul 19.00 W.I.B hingga pukul 23.00 W.I.B.


3. Tahap Gamelan Sekaten Dipindahkan ke Halaman Masjid Besar



Pukul 23.00 W.I.B. bunyi gamelan harus sudah berhenti dan bersamaan dengan itu pula, para prajurit Kraton mengawal iring-iringan dipindahkannya gamelan Sekaten menuju halaman Masjid Besar.


4. Tahap Sri Sultan Hadir di Masjid Besar



Tahap ini menyebutkan tentang kehadiran Sultan dari Kraton menuju Masjid Besar dengan mengendarai kendaraan dan iring-iringan para Pangeran dan kerabat Kraton pada malam ketujuh, tanggal 11 Rabiulawal malam atau malam tanggal 12 Rabiulawal dimana pembacaan riwayat Nabi Muhammad s.a.w. dibacakan yang selesai pada pukul 24.00 W.I.B. dan penyebaran udhik-udhik dilakukan oleh Sultan, yang disebut juga sebagai Pisowanan Malem Garebeg/ Muludan. Kemudian, diakhiri dengan bacaan doa oleh Kangjeng Raden Penghulu, setelah itu Sultan kembali ke dalam Kraton.


5. Tahap Kondur Gongsa



Proses pemboyongan gamelan sekaten kembali ke dalam Kraton disebut sebagai kondur gongsa dengan pengawalan dari dua pasukan abdi dalem prajurit, yaitu Prajurit Mantrijero dan Prajurit Ketanggung pada tanggal 11 Mulud (Rabiulawal), kira-kira pada pukul 24.00 W.I.B. setelah Sultan meninggalkan Masjid Besar.


Dengan dipindahkannya gamelan pusaka Sekati (Kangjeng Kyai Sekati) dari halaman Masjid Besar kembali ke dalam Kraton menandai bahwa upacara Sekaten telah selesai dilaksanakan.


Sumber: Buku karangan Suyami. “Upacara Ritual di Kraton Yogyakarta [Refleksi Mithologi dalam Budaya Jawa]”




Berita Lainnya :

| Berita Unik Terbaru eDetik.com |
| Berita Unik Terupdate Beritaunik.info |
| Tips Motivasi Indotips.info |
| LowKer TerKini Indokarir.info |

Read more

Arti Simbol Swastika Yang Terdistorsi Nazi

Swastika adalah komponen dalam simbol kuat yang menjadi lambang partai Nazi yang pada saat itu secara semena-mena menghabisi jutaan nyawa tak berdosa, namun kenyataannya simbol tersebut memiliki arti postif dan sudah muncul berabad-abad sebelum Nazi memakainya.Bagaimana sejarah simbol swastika itu sendiri? Apa lambang ini mewakili kebaikan atau kejahatan?


Simbol Tertua Yang Pernah Dikenal


Swastika di berbagai negara dan bangsa

Swastika di berbagai negara dan bangsa


Swastika merupakan simbol kuno yang telah digunakan selama 300 tahun, bahkan simbol ini lebih tua dari simbol yang digunakan di Mesir, Ankh. Artefak-artefak seperti keramik dan koin kuno dari troy menunjukkan simbol ini sudah dikenal sebelum 1000 tahun masehi. Seiring berjalannya waktu, simbol swastika diadaptasi diberbagai belahan dunia seperti di China disebut wan, di Inggris disebut flfyot, di Jerman disebut hakenkruz, di Yunani di sebut tetroskelion dan gammadion dan di India disebut swastika.


Arti Sebenarnya


Simbol Swastika dengan Arti Positif

Simbol Swastika dengan Arti Positif


Asal kata “swastika” berasal dari bahasa Sansekrta “svastika”. Dari penggalan-pengalan hurufnya “su” artinya baik, “asti” artinya menjadi dan “ka” artinya akhiran. Sebelum Nazi menggunakan simbol ini, swastika digunakan untuk mewakili kehidupan, matahari, kekuatan dan nasib baik. Bahkan di awal abad ke-20, swastika masih memiliki arti yang positif. Contohnya, lambang ini digambarkan di kartu pos, koin dan gedung. Malah pada saat Perang Dunia I, swastika dipakai di jahitan punggung Divisi Amerika ke-45 dan Angkatan Udara Florida sampai Perang Dunia II.


Swastika Masuk ke Jerman


Pada tahun 1800an, negara-negara di sekitar Jerman berkembang pesat dan membentuk kerajaan-kerajaan jauh sebelum Jerman akhirnya membentuk negara utuh di tahun 1871. Untuk menampik anggapan sebagai negara baru dan mudah diserang, para nasionalis Jerman di pertengahan abad ke-19 memakai simbol swastika karena Jerman memiliki hubungan silsilah dengan bangsa Arya yang diprediksi berasal dari kawasan Jerman. Saat awal abad ke-20, swastika menjadi simbol yang biasa digunakan nasionalis Jerman dan dapat ditemukan diberbagai tempat sebagai simbol emblem seperti di Wandevogel (Gerakan Pemuda Jerman), Unit Freikorps dan simbole emblem perkumpulan Thule.


Hitler dan Nazi


Bendera Nazi

Bendera Nazi


Pada tahun 1920, Adolf Hitler memutuskan Partai Nazi membutuhkan simbol dan bendera sendiri. Bagi Hitler, bendera merupakan simbol bagi perjuangan mereka. Tanggal 7 Agustus 1920 saat Kongres Salzburg, bendera dengan lambang swastika menjadi simbol resmi Partai Nazi. Hitler mendeskripsikann arti dari bendera tersebut, arti warna merah merupakan ide-ide sosialis disetiap pergerakan, warna putih melambangkan ide nasionalis, sedangkan lambang swastika dipakai untuk mewakili misi perjuangan atas kemenangan bangsa Arya dalam hal ini diidentikkan dengan kemenangan ideologi kreatif yang mereka kerjakan. Karena Partai Nazi melakukan praktek-praktek kekerasan dan melakukan berbagai macam pembunuhan, simbol swastika yang menjadi lambang partai inipun jadi ternoda. Arti simbol ini kemudian terdistorsi dari yang tadinya berkonotasi positif menjadi negatif. Setiap melihat bendera dengan lambang swastika, orang-orang selalu mengidentikkan dengan Nazi dan menganggap simbol ini adalah simbol kebencian, kekerasan, kematian dan pembunuhan.


Bagaimana Arti Simbol Swastika Sekarang?


Pada waktu lampau, arah dari swastika menyebabkan simbol ini memiliki arti yang berbeda. Arah swastika yang searah jarum jam memiliki arti kesehatan dan kehidupan, sedangkan swastika yang berlawanan arah jarum jam berarti nasib buruk atau ketidakberuntungan. Namun sejak Nazi menggunakan simbol swastika yang searah jarum jam maka orang mengubah pengertian sebelumnya menjadi sebaliknya.


Swastika dan Agama Hindu

Swastika dan Agama Hindu dan Budha


Saat ini, arti dari swastika masih menjadi polemik yang tak berujung ditengah masyarakat dunia. Bagaimana bisa satu simbol memiliki dua arti yang saling bertolak belakang? Namun hal ini membuat sebagian kalangan yang menggunakannya sebagai simbol keagamaan menjadi terkena imbasnya. Di Agama Hindu dan Budha lambang swastika merupakan simbol suci yang biasa digunakan untuk melambangkan kehidupan dan keberuntungan. Orang-orang yang tidak mengetahui arti asli dari swastika terkadang sangat skeptis dengan simbol ini. Padahal sebenarnya Nazi-lah yang mengambil keuntungan dari simbol swastika dan menggunakannya dalam praktek-praktek yang tidak berperikemanusiaan.




Berita Lainnya :

| Berita Unik Terbaru eDetik.com |
| Berita Unik Terupdate Beritaunik.info |
| Tips Motivasi Indotips.info |
| LowKer TerKini Indokarir.info |

Read more

Rangkaian Tahap-tahap Penyelenggaraan Upacara Sekaten

Upacara Sekaten

Upacara Sekaten


Kata sekaten bagi setiap orang mungkin akan terlintas dalam pikirannya adalah sebuah pasar malam yang diselenggarakan selama kurang lebih 40 hari lamanya, hiburan, dan berbagai macam jajanan atau mainan yang akan tersajikan di sekaten.


Pada dasarnya sekaten adalah suatu tradisi yang telah ada sejak jaman Kerajaan Demak yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh Kraton Yogyakarta dan Surakarta. Upacara Sekaten sesungguhnya adalah upacara ritual yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyakarta setiap tahun sekali pada saat menjelang peringatan Mulud Nabi Muhammad s.a.w. dengan tujuan sebenarnya adalah untuk sarana penyebaran agama islam pada waktu dahulu.


Banyak pula beberapa pendapat tentang arti nama sekaten: ada yang berpendapat bahwa nama sekaten adalah berasal dari kata sekati (nama dua buah perangkat gamelan pusaka Kraton Yogyakarta), adapula yang berpendapat sekaten berasal dari kata suka dan ati yang artinya suka hati atau senang hati (terbukti dari ramai riuhnya suasana perayaan dan pasar malam di alun-alun), kemudian ada yang berpendapat bahwa sekaten berasal dari kata syahadatain (dua kalimat syahadat). Jadi mungkin pikiran-pikiran yang terlintas itu kesemuanya tidak ada yang salah.


Dalam prakteknya, pada pelaksanaan upacara sekaten terdapat beberapa tata cara ritual dalam proses penyelenggaraannya yang terdiri dari beberapa tahapan:


1. Tahap Persiapan


Terdapat dua jenis persiapan dalam pelaksanaanya, yaitu persiapan secara fisik dan persiapan non fisik. Dalam persiapan fisik adalah benda-benda dan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses penyelenggaraan upacara tersebut: Gamelan Sekaten (gamelan khusus yang dibunyikan pada saat penyelenggaraan upacara Sekaten), Perbendaharaan lagu-lagu atau gending-gending Sekaten (‘Rambu’ pathet lima, ‘Rangkung’ pathet lima, ‘Lunggadhung’ pelog pathet lima, ‘Atur-atur’ pathet lima, ‘Jaumi’ pathet lima, ‘Atur-atur’ pathet nêm, ‘Salatun’ pathet nêm, ‘Dhindhang Sabinah’ pathet nêm, ‘Muru putih’ ‘Orang-aring’ pathet nêm, ‘Ngajatun’ pathet nêm, ‘Bayem Tur’ pathet nêm, ‘Supiatun’ pathet barang, ‘Srundheng Gosong’ pelog pathet barang, Beberapa kepingan uang logam (untuk disebarkan dalam upacara udhik-udhik), Naskah riwayat Mulud Nabi Muhammad s.a.w. , Sejumlah bunga kanthil (cempaka), Busana seragam yang masih baru dan sejumlah samir yang khusus (dikenakan oleh para niyaga atau penabuh gamelan selama menabuh gamelan Sekaten dalam upacara Sekaten), Atribut dan perlengkapan prajurit Kraton. Sedangkan dalam persiapan non fisiknya adalah berupa sikap dan perbuatan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan upacara Sekaten, yaitu persiapan diri terutama mempersiapakan mental, penyucian diri (berpuasa dan siram jamas atau mandi keramas).


2. Tahap Gamelan Sekaten Mulai Dibunyikan



Dalam tahap ini, proses gamelan sekaten mulai dibunyikan di dalam Kraton yaitu pada malam tanggal 6 Mulud di Bangsal Ponconiti (pada zaman dahulu gamelan dibunyikan di Bangsal Srimanganti dan di Bangsal Trajumas) mulai pukul 19.00 W.I.B hingga pukul 23.00 W.I.B.


3. Tahap Gamelan Sekaten Dipindahkan ke Halaman Masjid Besar



Pukul 23.00 W.I.B. bunyi gamelan harus sudah berhenti dan bersamaan dengan itu pula, para prajurit Kraton mengawal iring-iringan dipindahkannya gamelan Sekaten menuju halaman Masjid Besar.


4. Tahap Sri Sultan Hadir di Masjid Besar



Tahap ini menyebutkan tentang kehadiran Sultan dari Kraton menuju Masjid Besar dengan mengendarai kendaraan dan iring-iringan para Pangeran dan kerabat Kraton pada malam ketujuh, tanggal 11 Rabiulawal malam atau malam tanggal 12 Rabiulawal dimana pembacaan riwayat Nabi Muhammad s.a.w. dibacakan yang selesai pada pukul 24.00 W.I.B. dan penyebaran udhik-udhik dilakukan oleh Sultan, yang disebut juga sebagai Pisowanan Malem Garebeg/ Muludan. Kemudian, diakhiri dengan bacaan doa oleh Kangjeng Raden Penghulu, setelah itu Sultan kembali ke dalam Kraton.


5. Tahap Kondur Gongsa



Proses pemboyongan gamelan sekaten kembali ke dalam Kraton disebut sebagai kondur gongsa dengan pengawalan dari dua pasukan abdi dalem prajurit, yaitu Prajurit Mantrijero dan Prajurit Ketanggung pada tanggal 11 Mulud (Rabiulawal), kira-kira pada pukul 24.00 W.I.B. setelah Sultan meninggalkan Masjid Besar.


Dengan dipindahkannya gamelan pusaka Sekati (Kangjeng Kyai Sekati) dari halaman Masjid Besar kembali ke dalam Kraton menandai bahwa upacara Sekaten telah selesai dilaksanakan.


Sumber: Buku karangan Suyami. “Upacara Ritual di Kraton Yogyakarta [Refleksi Mithologi dalam Budaya Jawa]”




Berita Lainnya :

| Berita Unik Terbaru eDetik.com |
| Berita Unik Terupdate Beritaunik.info |
| Tips Motivasi Indotips.info |
| LowKer TerKini Indokarir.info |

Read more

Arti Simbol Swastika Yang Terdistorsi Nazi

Swastika adalah komponen dalam simbol kuat yang menjadi lambang partai Nazi yang pada saat itu secara semena-mena menghabisi jutaan nyawa tak berdosa, namun kenyataannya simbol tersebut memiliki arti postif dan sudah muncul berabad-abad sebelum Nazi memakainya.Bagaimana sejarah simbol swastika itu sendiri? Apa lambang ini mewakili kebaikan atau kejahatan?


Simbol Tertua Yang Pernah Dikenal


Swastika di berbagai negara dan bangsa

Swastika di berbagai negara dan bangsa


Swastika merupakan simbol kuno yang telah digunakan selama 300 tahun, bahkan simbol ini lebih tua dari simbol yang digunakan di Mesir, Ankh. Artefak-artefak seperti keramik dan koin kuno dari troy menunjukkan simbol ini sudah dikenal sebelum 1000 tahun masehi. Seiring berjalannya waktu, simbol swastika diadaptasi diberbagai belahan dunia seperti di China disebut wan, di Inggris disebut flfyot, di Jerman disebut hakenkruz, di Yunani di sebut tetroskelion dan gammadion dan di India disebut swastika.


Arti Sebenarnya


Simbol Swastika dengan Arti Positif

Simbol Swastika dengan Arti Positif


Asal kata “swastika” berasal dari bahasa Sansekrta “svastika”. Dari penggalan-pengalan hurufnya “su” artinya baik, “asti” artinya menjadi dan “ka” artinya akhiran. Sebelum Nazi menggunakan simbol ini, swastika digunakan untuk mewakili kehidupan, matahari, kekuatan dan nasib baik. Bahkan di awal abad ke-20, swastika masih memiliki arti yang positif. Contohnya, lambang ini digambarkan di kartu pos, koin dan gedung. Malah pada saat Perang Dunia I, swastika dipakai di jahitan punggung Divisi Amerika ke-45 dan Angkatan Udara Florida sampai Perang Dunia II.


Swastika Masuk ke Jerman


Pada tahun 1800an, negara-negara di sekitar Jerman berkembang pesat dan membentuk kerajaan-kerajaan jauh sebelum Jerman akhirnya membentuk negara utuh di tahun 1871. Untuk menampik anggapan sebagai negara baru dan mudah diserang, para nasionalis Jerman di pertengahan abad ke-19 memakai simbol swastika karena Jerman memiliki hubungan silsilah dengan bangsa Arya yang diprediksi berasal dari kawasan Jerman. Saat awal abad ke-20, swastika menjadi simbol yang biasa digunakan nasionalis Jerman dan dapat ditemukan diberbagai tempat sebagai simbol emblem seperti di Wandevogel (Gerakan Pemuda Jerman), Unit Freikorps dan simbole emblem perkumpulan Thule.


Hitler dan Nazi


Bendera Nazi

Bendera Nazi


Pada tahun 1920, Adolf Hitler memutuskan Partai Nazi membutuhkan simbol dan bendera sendiri. Bagi Hitler, bendera merupakan simbol bagi perjuangan mereka. Tanggal 7 Agustus 1920 saat Kongres Salzburg, bendera dengan lambang swastika menjadi simbol resmi Partai Nazi. Hitler mendeskripsikann arti dari bendera tersebut, arti warna merah merupakan ide-ide sosialis disetiap pergerakan, warna putih melambangkan ide nasionalis, sedangkan lambang swastika dipakai untuk mewakili misi perjuangan atas kemenangan bangsa Arya dalam hal ini diidentikkan dengan kemenangan ideologi kreatif yang mereka kerjakan. Karena Partai Nazi melakukan praktek-praktek kekerasan dan melakukan berbagai macam pembunuhan, simbol swastika yang menjadi lambang partai inipun jadi ternoda. Arti simbol ini kemudian terdistorsi dari yang tadinya berkonotasi positif menjadi negatif. Setiap melihat bendera dengan lambang swastika, orang-orang selalu mengidentikkan dengan Nazi dan menganggap simbol ini adalah simbol kebencian, kekerasan, kematian dan pembunuhan.


Bagaimana Arti Simbol Swastika Sekarang?


Pada waktu lampau, arah dari swastika menyebabkan simbol ini memiliki arti yang berbeda. Arah swastika yang searah jarum jam memiliki arti kesehatan dan kehidupan, sedangkan swastika yang berlawanan arah jarum jam berarti nasib buruk atau ketidakberuntungan. Namun sejak Nazi menggunakan simbol swastika yang searah jarum jam maka orang mengubah pengertian sebelumnya menjadi sebaliknya.


Swastika dan Agama Hindu

Swastika dan Agama Hindu dan Budha


Saat ini, arti dari swastika masih menjadi polemik yang tak berujung ditengah masyarakat dunia. Bagaimana bisa satu simbol memiliki dua arti yang saling bertolak belakang? Namun hal ini membuat sebagian kalangan yang menggunakannya sebagai simbol keagamaan menjadi terkena imbasnya. Di Agama Hindu dan Budha lambang swastika merupakan simbol suci yang biasa digunakan untuk melambangkan kehidupan dan keberuntungan. Orang-orang yang tidak mengetahui arti asli dari swastika terkadang sangat skeptis dengan simbol ini. Padahal sebenarnya Nazi-lah yang mengambil keuntungan dari simbol swastika dan menggunakannya dalam praktek-praktek yang tidak berperikemanusiaan.




Berita Lainnya :

| Berita Unik Terbaru eDetik.com |
| Berita Unik Terupdate Beritaunik.info |
| Tips Motivasi Indotips.info |
| LowKer TerKini Indokarir.info |

Read more