Pages

Populasi badak Afrika dalam krisis

Populasi badak di Afrika sedang menghadapi krisis pemburuan terburuk dalam puluhan tahun ini, kata para pegiat lingkungan.
Selama tiga tahun belakangan, geng-geng pemburu dikatakan membunuh lebih 800 badak untuk mengambil cula mereka, yang bisa berharga Rp300 juta di pasar gelap.
Para pakar khawatir peningkatan perburuan bisa melemahkan upaya yang dilakukan akhir-akhir ini untuk menstabilkan populasi badak hitam dan putih.
Mereka meminta agar dilakukan kerja sama yang lebih besar antara kalangan pembela lingkungan dan badan-badan penegak hukum.
“Meskipun manajemen biologi dan tindakan antiperburuan yang bagus menghasilkan tambahan lumayan bagi populasi kedua spesies badak Afrika, kami masih sangat prihatin,” kata Richard Emslie, seorang pejabat ilmiah bagi International Union for Conservation Nature (IUCN).
Dr Emslie, yang juga angota Kelompok Sepesialis Badak Afrika IUCN, mengatakan ancaman terbesar datang dari keterlibatan yang makin besar dari jaringan penjata tertata yang melakukan pemburuan itu.
“Kalau eskalasi perburuan tidak dihentikan, maka jumlah badak bisa kembali menurun,” katanya memperingatkan.
Permintaan naik
Badak hitam (Diceros bicornis) yang sangat terancam, yang terdiri dari empat subspesies, pada saat ini memiliki populasi 4.840 (naik dari 4.240 pada tahun 2007) yang tersebar di negara-negara Afrika bagian selatan.
Kedua subspesies badak putih (Ceratotherium simum), yang memiliki distribusi yang serupa seperti badak hitam, memiliki populasi di kawasan ini sebanyak 20.000 (naik dari 17.500 pada tahun 2007).
Badak putih di Afrika timurBadak putih di Afrika timur
Meskipun jumlahnya besar, badak putih digolongkan sebagai terancam punah oleh IUCN. Ini merupakan akibat langsung dari pemburuan yang sangat gencar khususnya di Afrika Selatan, Zimbabwe dan Kenya.
Diperkirakan 333 badak dibunuh di Afrika Selatan saja tahun lalu, sedangkan 70 lagi ditembak tahun ini.
Kalangan konservasi curiga sebagian besar pengambilan cula badak secara ilegal itu dijual ke pasar obat tradisional di Asia Tenggara, dan permintaan yang makin besar dan harga tinggi membuat pemburuan meningkat tajam.
Mereka meminta kerja yang lebih besar antara berbagai pihak yang terlibat dalam menangani hewan besar itu, termasuk para penyelidik dan badan-badan penegak hukum.
Sejumlah prakarsa, seperti pembentukan Satuan Pencegah Kejahatan Satwa Liar National di Afrika Selatan, membuahkan hasil dalam bentuk penangkapan pelaku.
Tetapi ketua Komisi Penyelamatan Spesies (SSC) di IUCN, Simon Stuart, mengatakan penting bagi badan-badan satwa liar untuk bekerja sama erat dengan pihak swasta dan masyarakat (pemilik lahan).
“Di Afrika Selatan, sejumlah besar badak hidup di lahan pribadi,” tutur Dr Stuart.
Manajeman badak, termasuk pengawasan dan keamanan cula badak, perlu diperbaiki dan dikordinasikan di kalangan pemilik badak.
“Ini sangat penting bagi kita dalam menangani krisis pemburuan.” (*)




Sumber :
Berita Unik Terbaru eDetik.com
Berita Unik Terupdate Beritaunik.info
Tips Motivasi Indotips.info
LowKer TerKini Indokarir.info

0 komentar:

Posting Komentar