Pages

Gawat, Situs Bersejarah Aceh Mau Dibuat Lapangan Golf

Banda Aceh - Ternyata bukan dalam politik saja ada pengajuan mosi, dalam rangka pemeliharaan situs-situs bersejarah pun dianggap perlu. Peserta Konperensi Internasional ICAIOS sepakat untuk mengajukan mosi kepada Pemerintah Aceh dengan permintaan agar tidak merusak situs sejarah dan menyelamatkan situs yang terancam lenyap.


Direktur ICAIOS Dr. Saiful Mahdi, dalam siaran persnya Kamis kemarin (26/5) menyatakan bahwa mosi tersebut merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta konperensi ICAIOS. Memang dalam konperensi ini sendiri banyak dibahas tentang kebudayaan dan sejarah Aceh.

Konferensi Internasional ICAIOS yang ke-3 ini menegaskan keperluan yang mendesak bagi Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar serta Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan situs-situs warisan budaya Aceh di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, yang terancam proyek pembangunan dan erosi alam.

Menurut peserta konperensi, ada indikasi peninggalan sejarah masuknya Islam ke Aceh, yang mungkin lebih awal dari Kerajaan Pase di Ujung Batee Kapal, Desa Lamreh akan terkorban untuk proyek pembangunan. Situs bersejarah di Desa Lambaro Neujid dan di Desa Lampageue, Kecamatan Peukan Bada di Kabupaten Aceh Besar sedang tenggelam ke dalam laut yang makin mengikis pantai, sedangkan situs di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh terancam pergerakan tektonik dan ombak.

"Perlu sekali dikeluarkan peraturan-peraturan yang sesuai berdasarkan UU no. 10/2010 tentang Cagar Budaya, baik di level Propinsi maupun Kabupaten/Kota untuk menjamin keselamatan dan konservasi aspek-aspek unik sejarah kuno Aceh yang sedang terancam hilang untuk selama-lamanya,"ujar Saiful Mahdi.

Situs Bersejarah Aceh Terancam Proyek Lapangan Golf

Dalam sesi sejarah di konferensi internasional ICAIOS ke-3 yang berlangsung di Kampus Darussalam dari 25 hingga 26 Mei, beberapa pemateri telah melaporkan adanya indikasi bahwa situs sejarah yang sudah berusia ratusan tahun sedang dipersiapkan untuk menjadi lapangan golf.

Di situs Ujung Batee Kapal, Desa Lamreh, Aceh Besar telah terlihat adanya traktor-traktor yang menyiapkan lahan untuk lapangan golf. Kawasan seluas 200 ha ini dipenuhi oleh nisan-nisan purba dari abad ke-15, yang mulai menarik perhatian internasional dan sedang dipelajari oleh beberapa orang pakar arkeologi kenamaan. Alangkah sangat disayangkan adanya rencana mengorbankan sebuah situs sejarah berusia ratusan tahun hanya untuk membangun lapangan golf, yang bisa dibangun di tempat lain, sedangkan situs sejarah tidak dapat diganti.

Selain ini ada juga indikasi beberapa situs sejarah juga diancam oleh erosi alam. Di lokasi Lambaro Nijib, Kecamatan Pekan Batu, di mana terdapat bekas masjid Indra Patwa, yang besar kemungkinan adalah situs Fansur yang sedang dicari-cari oleh pakar-pakar sejarah dunia, ancaman adalah dari erosi alam. Harus ada penanganan segera untuk melindunginya, paling kurang hingga studi tentangnya selesai.

Di Gampong Kota Banda Aceh terdapat situs sejarah dari zaman pra-kesultanan Aceh, di mana terdapat nisan-nisan seperti di Lamreh dan pecahan keramik yang banyak dari Cina, yang menunjukkan kawasan ini sebagai pusat perdagangan internasional yang maju waktu itu. Kawasan ini mulai tenggelam dikikis ombak dan memerlukan tindakan segera untuk menyelamatkan peninggalan-peninggalan sejarah tersebut sebelum ditelan laut untuk selama-lamanya.

(www.theglobejournal.com)




Sumber :

| Berita Unik Terbaru eDetik.com |
| Berita Unik Terupdate Beritaunik.info |
| Tips Motivasi Indotips.info |
| LowKer TerKini Indokarir.info |

0 komentar:

Posting Komentar